Text
Supply chain economic rekontruksi inovasi daya saing increasing return
Inovasi teknologi yang ditunjang oleh jaringan yang kuat adalah elemen penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Inovasi ibaratnya sebagai sumber air, network adalah saluran yang mengalirkannya sehingga air bisa dinikmati dan memberikan kesejahteraan kepada banyak orang.
Daya saing bangsa adalah suatu indikator kinerja penting yang harus diperjuangkan dalam menghadapi persaingan ekonomi global. Salah satunya adalah dengan penguatan Supplay Chain Economic. Konsep yang diajarkan dalam buku ini menunjukkan bahwa integrasi dan keselarasan antar bidang keteknikan dengan ilmu ekonomi sosial sangatlah penting untuk dikonstruksikan, untuk menghasilkan Best Economic Competition Performance Indonesia.
Ada bukti kongkret: Melalui informasi digital yang dikelola dengan baik, konsisten dan tepat guna, perusahaan bisa mengambil keputusan bisnis penting untuk berkompetisi dan bertumbuh kokoh meningkatkan penjualan dan keuntungan. Survei yang dilakukan Symantec Corp. pada tahun 2012 menunjukkan fakta itu: informasi digital menyumbang 70% dari totoal nilai perusahaan.
Berdasarkan kenyataan itu, pendekatan “Increasing Return” berbasis “Knowledge-Based” menjadi semakin penting dan diperlukan ketika penggunaan teknologi informasi digital di perusahaan-perusahaan terus meluas.
Dalam dunia biologi, kita mengenal istilah “hormon” sebagai factor pemicu pertumbuhan sel. Analog dengan dunia biologi, dunia ekonomi dan bisnis juga mengenal model pertumbuhan eksogenous, yaitu pertumbuhan yang dipicu oleh kemampuan inovasi teknologi. Pertumbuhan inovasi ini menjadi kekuatan sistem bisnis untuk menghasilkan pertumbuhan yang bersifat eksponensial, yang terkenal dengan jargon tematik Increasing Return.
Dari sisi mikroekonomi, perbaikan dalam konsep efisiensi produksi dan penguatan effek market melalui integrasi dalam faktor-faktor Supplay Chain Economic akan mampu menghasilkan pertumbuhan Increasing Return, yang pada akhirnya akan menjadikan korporat di Indonesia mampu bersaing secara global dan berkelanjutan.
Dari sisi makro ekonomi, kita melihat bahwa pola pertumbuhan eksponensial ternyata mampu dihasilkan oleh China sejak tahun 80-an, demikian juga Singapura dan lain-lain, negara berbasis Knowledge Based Economic.
Bagaimana dengan Indonesia? Dunia melihat bangsa Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang ditunggu untuk menjadi 5 negara dengan ekonomi besar. Indonesia adalah negara yang telah diprediksi tumbuh menhjadi 5 negara dengan ekonomi besar, bergabung dengan Brazil, Rusia, India, China, dan South Korea (BRICS).
Beberapa alasan yang mendorong visi tersebut adalah potensi bonus demografi Indonesia yang akan tiba sebentar lagi, pada periode Indonesia Emas, 2020 hingga 2030. Sebagaimana pengalaman Korea Selatan, China dan Amerika Serikat, tumbuhnya baby boomer di era Indonesia Emas perlu disiapkan dengan cepat dan tepat, sehingga modal demografi tersebut tidak sia-sia.
Jumlah penduduk dengan usia pensiun akan memicu peningkatan produktivitas. Kondisi ini bisa dicapai bila secara sistem makro terjadi pendidikan yang berkarakter dan inovatif, serta kualitas kesehatan masyarakat yang tinggi. Dari sistem mikro, Mindset Increasing Return di level perusahaan dan kemampuan inovasinyalah yang akan mampu mengakomodasi bonus demografi yang terjadi.
Kemandirian dan Kemitraan yang tertercermin dalam konsep Supply Chain Economic dalam buku ini diharapkan mampu menjadi Leverage (pengungkit) penguatan daya saing bangsa, yang pada akhirnya akan membawa Indonesia melewati periode 2020-2030 secara gemilang, dan mampu meletakkan landasan Mesin Ekonomi yang handal.
35820G001 | 650 ARM s | Perpustakaan IAIN Palopo (Ruang Rak Tandon) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain