Text
Pengantar ilmu tafsir
Menafsirkan merupakan upaya kontekstualisasi dari teks. Kontekstualisasi dari teks-teks atau Firman Allah SWT dan Hadits-hadits Rasulullah SAW yang dilakukan oleh para mufassir (penafsir) hasilnya akan berbeda-beda setiap orang. Sangat mungkin terjadi, para mufassir mengkaji suatu ayat yang sama, tetapi tafsirannya atau kesimpulan hasil penafsirannya akan berbeda. Akan tetapi, selalu ada benang merah penafsiran yang mengerucut pada kesimpulan yang sama atau seragam. Hal ini dapat terjadi karena para penafsir mengikuti standar prosedur, tatacara, atau metode yang sama sebagai pakemnya. Pakem itulah yang dinamakan ilmu tafsir. Jadi, tidak semua orang dapat menafsirkan ayat-ayat Allah dalam al-Qur'an maupun Hadits-hadits Rasulullah SAW secara sembarangan tanpa didasarkan kepada ilmu tafsir. Semua upaya penafsiran al-Qur'an harus dilandaskan pada ilmu tafsir.
Buku ini berisi pembelajaran dan penguasaan aspek-aspek yang harus dikuasai apabila seseorang akan melakukan penafsiran suatu ayat atau hadits tertentu. Misalnya, para penafsir harus menguasai ilmu bahasa Arab dan cabang-cabangnya, memiliki kemampuan mengkaji as-Sunnah atau Hadits, mempunyai akidah yang benar, tidak dipengaruhi dan dimotivasi oleh hawa nafsu atau motif tertentu, serta harus menguasai minimal 15 cabang ilmu, seperti ilmu lughah, ilmu nahwu, ilmu sharaf/tashrif, ilmu ma'ani, ilmu qiraat dan sebagainya.
Terjadinya berbagai pendapat dan penafsiran dari para orientalis di Barat yang selama ini cenderung tendesius dan mendeskreditkan Islam dan kaum muslimin, boleh jadi salah satu faktornya adalah mereka menafsirkan al-Qur'an dan hadits-hadits Rasulullah. Secara liar atau membabi buta tanpa didasarkan ilmu tafsir yang memadai.
44524L001 | T 2x1.31 SYA p | Perpustakaan IAIN Palopo (Ruang Tandon) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain