Text
Penyingkapan Diri Tuhan; Prinsip-prinsip Kosmologi Sufistik Ibn 'Arabi
Sebagaimana diketahui, alam semesta dikaji oleh berbagai macam aliran pemikiran sejak lama. Tiga aliran dalam tradisi islam, teologi filsafat sufisme. Kerap menjadi model utama para sarjana dalam mencari rujukan mengenal terjadinya alam semesta. Para filsuf islam dan teologi meyakini bahwa eksistensi itu plural yang berarti selain Tuhan adalah eksistensi yang dapat menjadi sebab ataupun akibat. Perbedaannya adalah, sebab kedua, sebab ketiga, dan seterusnya sehingga dapat ditinjau kembali bahwa alam semesta adalah entitas yang jauh dari cerminan sifat-sifat serta nama Tuhan. Berbeda dari filsafat dan teologi islam, teori sufisme hampir secara umum menganggap bahwa eksistensi (wujud) ekibalen dengan al-haq artinya, Tuhan adalah eksistensi itu sendiri, sedangkan segala sesuatu selain Tuhan bukanlah eksistensi. Jika demikian, apakah alam semesta tidak ada (noneksistensi), padahal manusia jelas-jelas menyaksikan berbagai fenomena alam? Apakah kita sedang dituntun ke dalam perspektif solipsisme? Bahkan secara logis, bila dikaitkan bahwa alam semesta bukanlah eksistensi, lalu apa yang Tuhan ciptakan? Ataukah noneksistensi hadir secara total dari eksistensi?
Nah, William Chittick, di buku penyingkapan diri Tuhan seri pertama ini, secara luar biasa menuntun kita melihat tentang seluk beluk kejadiankosmos, relasi eksistensial kosmos dengan Tuhan, hakikat kosmos, serta prinsip semiosis Ibnu’ Arabi yang menyadarkan kita atas kehadiran Tuhan di dalam kosmos. Sederhananya, apa yang tertera di buku ini secara keseluruhan adalah kosmologi Sufistik sebagai implikasi dari penyingkapan diri Tuhan.
50424P001 | T 2x5.2 WIL p | Perpustakaan IAIN Palopo (Ruang Tandon) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain